AI SEBAGAI OPIUM ?





           Oleh : Abd Bz.

    Generasi akan selalu berkembang dan akan selalu mengalami perubahan masa ke masa. Perkembangan pada setiap generasi terletak pada setiap lingkungan yang dijalani atau sesuatu yang sifatnya terikat baik peraturan, tradisi, dan dampak pengaruh globalisasi. Upaya-upaya perubaha⅚n inilah yang dapat mempengaruhi pola pikir setiap manusia.

            Manusia adalah makhluk special dan istimewa yang diciptakan sebagai dasar pengaruh besar peradaban dengan terbentuknya segala perubahan yang akan bertolak ukur pada manusia itu sendiri. Manusia sebagai makhluk yang mempunyai sertivikasi lebel halal diberikan mandat langsung oleh tuhan dengan segala berbagai macam kharakter khas fisik, bahasa, sifat, dan perilaku yang dapat mempengaruhi estetika keindahan alam. Manusia juga merupakan actor terkenal, termasyhur, terkemuka dan segala yang berkaitan dengannya.

            Dengan kesadaran yang dimiliki, Manusia akan mulai memproduksi apa yang akan diinginkan, dibutuhkan dan segala sesuatu yang menghasilkan sebagai upaya dipengaruhi oleh sistem kerja otak baik dari segi hasil, outcome, pencapaian, konsekuensi dsb. Hal ini yang dapat menimbulkan bias-bias dikehidupan yang dilakukan. Sistem kerja otak juga berperan penting dalam keberlangsungan hidup umat manusia sebagai tolak ukur sejauh mana ia bergerak dan berjuang.

            Lantas , Ada apa dengan AI ?

            AI (Artificial Intellegence) merupakan tekhnologi yang memungkinkan mesin atau komputer untuk melakukan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. Secara sederhana  AI tercipta oleh manusia, dari manusia dan untuk manusia sebagai alat untuk mempermudah dan membantu pekerjaan manusia. AI juga sebagai alat yang mempunyai salah satu tujuan berfungsi sebagai akses dan cara cepat pengambilan keputusan juga dapat memberikan solusi atas problematika kehidupan sehari-hari, curhatpun di AI bisa..hehe.

            Lalu, Apakah AI adalah Opium ?

            Sedikit ulasan  tentang Opium yang merupakan  tanaman mengandung alkaloid sebagai pemicu timbulnya efek analgesik dan euphoria yang dapat menyebabkan efek ketergantungan bagi penggunanya apabila dikonsumsi secara berlebihan tanpa melihat efek samping kegunaannya. Demikian juga dengan AI, sebagai tempat sebab akibat timbulnya rasa ketergantungan berlebihan para penggunanya tanpa mengetahui dan memperhatikan dampak yang dirasakan sekalipun mempunyai efek positif pada manusia. Sebagai manusia produktif dan konsumtif, patutlah kiranya memperhatikan dampak negatif ketergantungan pada AI, seperti : malas, belajar, beradaptasi dengan lingkungan, dsb. 

            Dengan demikian, terkadang penulis berspekulasi bahwasannya “Human is Provider akan menjadi “Humans as Slaves” sebagai sebab penggunaan kebiasaan buruk mengkonsumsi AI secara berlebihan. Maka dari pada itu, penulis merasa tidak sebaik apa yang ditulis karena secara sadar manusia makhluk sosial bukanlah makhluk yang sempurna. Penulis juga mengutip dari perkataan seorang tokoh seperti Hans Jonas : “segala perbuatan  dan tanggung jawab manusia harus mempedulikan etika masa depan penggunanya sebagai hadiah pada generasi selanjutnya tanpa merusak sesuatu yang dicapai”.  Penulis juga berharap dengan sedikit celoteh ini dapat membagun kesadaran bagi kita sebagai umat manusia. So, “Jadikanlah dirimu sebagai versi terbaikmu” Coprah Winfrey. Semoga bermanfaat (Wallahu a’lam bis-showab).

Komentar

  1. Bagus, tapi penting untuk memberikan alternativ bagi gen z yang senang terhadap ihwal efisien dan praktis serupa AI. Lalu apakah AI tersebut hanya dapat membuat orang tercandu-candu ketika memakainya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin bisa di optimalkan penggunaannya .
      Terimakasih atas saran dan masukan 🙏

      Hapus

Posting Komentar

Tinggalkan pesan komentar positif