Integritas Masyarakat Desa dan Kota

 



Oleh : Bz

 

Manusia merupakan makhluk sosial, dimana ia akan saling membutuhkan terhadap masing-masing individu sehingga dapatlah terjadi pembentukan perkembangan yang dapat merubah pesat suatu peradaban. Korelasi yang terjalin akan menciptakan manusia sebagai makhluk yang saling berpengaruh antara satu sama lain. Sehingga dapatlah terjadi suatu pembentukan sosial pada pola pikir masyarakat tertentu. Dengan adanya korelasi, akan terungkap fakta dibalik fakta yang akan diperoleh oleh masing-masing individu.

Pada dasarnya, sifat kharakteristik manusia akan berpeluang terjadi terhadap keberagaman yang akan ia peroleh dari dinamika yang ada. Sebagai suatu penyebab terciptanya perkembangan dan kedinamisan perorangan karena tumbuhnya proses mobilitas sosial. Lain dari pada itu, terbentuknya tatanan masyarakat menciptakan stratifikasi sosial, dimana masyarakat akan menjadi terpecah belah dengan adanya tatanan kelas. Masyarakat akan terbagi menjadi masyarakat kelas bawah, kelas menengah, maupun kelas bawah. Hal ini demikian akan terjadi karena adanya pengaruh mobilitas sosial yang terjadi dilingkungan tersebut.

Masyarakat akan berkembang dan membagi dirinya kedalam beberapa tatanan kehidupan yang akan menimbulkan dampak perubahan dan memiliki pengaruh terhadap kehidupan sosial yang ia jalani. Sebagaimana Ibnu Khaldun mendefinisikan bahwasannya, masyarakat adalah sekumpulan yang terdiri dari beberapa manusia dan akan menjalankan aktivitasnya dimuka bumi. Karena menurutnya manusia sebagai makhluk berpikir yang akan melahirkan sebuah ilmu, manusia berpolitik yang akan menghasilkan kekuasaan, dan manusia juga berperadaban yang akan mengetahui seluk-beluk aspek kehidupan.

            Masyarakat membutuhkan kehidupan untuk memperoleh kehidupan dasar mereka sebagai makhluk hidup. Mulai dari kebutuhan makan, air, tempat tinggal, dan pakaian. Masyarakat pastinya akan mengalami proses interaksi sosial dalam membentuk kesehatan mental dan emosional. Semua kebutuhan tersebut akan terjadi sebagaimana yang telah dipaparkan diatas tentang manusia makhluk sosial. Hal demikian juga yang akan membentuk dan menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan sebuah peradaban.

            Ibnu Khaldun membagi masyarakat menjadi dua bagian, yakni masyarakat badui dan masyarakat kota. Pembagian masyarakat inilah dilatarbelakangi oleh pertumbuhan dan perkembangan pola pikir masyarakat yang berbeda-beda. Terutama yang terjadi pada kedua bagian masyarakat tersebut. Menurut ibnu Khaldun masyarakat badui adalah masyarakat yang nomaden dan hidup secara sederhana, mempunyai moral tinggi dan semangat keagamaan. Berbeda dengan masyarakat kota yang maju dan modern. Kehidupan pada masyarakat kota, cenderung menetap dan berkembang.  Dalam hal ini, masyarakat kota seringkali mengalami distruksi sosial akibat kekuatan persaingan. Moral semakin berukurang, cenderung melakukan perbuatan jahat, dan jarang bersifat egaliter.

            Pada mulanya setiap bentuk kota berasal dari desa karena disetiap desa  kemudian pada masanya akan berubah menjadi kota. Perubahan tersebut terkadang akan mengalami destruksi akibat kehidupan yang tidak terkontrol. Yang dalam hal ini, sistem sosial mengalami kerusakan dan kurangnya mempertahankan sistem yang sudah dibentuk dengan baik. Masyarakat akan lebih tertarik pada hal-hal yang baru sebagai contoh budaya luar yang diterima. Namun, seringkali kurangnya reduksi pada masyarakat kota akan mengakibatkan faktor mundurnya nilai-nilai tradisional yang telah dibuat. Pada dasarnya, perbedaan masyarakat badui dan kota dapat dilihat dalam hal kebudayaan, moral dan cara mereka hidup. Namun, perbedaan tersebut tidak menjamin bahwa salah satu dari kedua masyarakat tersebut lebih baik atau lebih buruk.  

            Dengan demikian, perlunya konsep ashabiyah (solidaritas) yang juga diperkenalkan oleh ibnu Khaldun sebagai konsep dasar dalam memahami masyarakat. Karena menurut ibnu Khaldun semakin  modernnya masyarakat maka persoalan nilai kebersamaan akan semakin melemah sebagaimana yang terjadi pada masyarakat kota. Perlunya integrasi sosial yang dapat menekankan pentingnya mempertahankan nilai-nilai tradisional dalam menghadapi pengaruh budaya luar. Bukan berarti budaya luar itu buruk dan tidak juga baik. Namun kali ini bagaimana caranya dapat memposisikan arah budaya sesuai perkembangan zaman yang pastinya akan melibatkan semangat solidaritas. Semangat solidaritas inilah yang kemudian, dapat ditemukan dalam upaya mempertahankan integritas suatu bangsa.

Komentar