Situs Selo Tumpang

 


Oleh: Muhammad Alvin Adam


 Di ujung timur pulau Jawa tepatnya di Kabupaten Banyuwangi terdapat peninggalan-peninggalan atau situs yang sangat di sakralkan atau situs cagar budaya yang masih tetap dijaga dan dilestarikan sampai saat ini seperti, Candi, Makam, Batu, Goa, dan lain-lain. Di kabupaten Banyuwangi lebih tepatnya di Kecamatan Purwoharjo, Desa Karetan terdapat peninggalan atau situs bersejarah yang namanya adalah “Situs Selo Tumpang”. Situs Selo Tumpang ini disebut masyarakat sebagai “Batu Tumpang” yang terletak di tengah hutn jati karetan, Kecamatan Purwoharjo.

 Situs Selo Tumpang sendiri adalah petilasan dari Eyang Joyo Kusumo. Adapun menurut cerita tutur masyarakat beliau (Eyang Joyo Kusumo) dari Kerajaan Blambangan. Situs Selo Tumpang sendiri adalah merupakan tempat persinggahan dari Eyang Joyo Kusumoketika sedang berkelana menuju Alas Purwo. Jadi, bisa dikatakan bahwa ketika Eyang Joyo Kusumo ini mau berkelana ke Alas Purwo, harus singgah atau mampir di Situs Selo Tumpang untuk bersinggah dan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Alas Purwo. Setelah sampai di Alas Purwo harus kembali lagi ke Situs Selo Tumpang. 

 Situs Selo Tumpang sendiri adalah sebagai awalan dan penutup ketika Eyang Joyo Kusumo malakukan berkelana (mencari jati diri) dan itu sampai sekarang diikuti oleh orang-orang yang sedang mau mencari jati diri atau berkelana, pertama di Situs Selo Tumpang kemudian menuju ke Alas Purwo setelah itu kembali lagi ke Situs Selo Tumpang. Menurut cerita tutur masyarakat sekitar, Situs Selo Tumpang ini sangat disakralkan dan untuk mengetahui kapan Situs Selo Tumpang ini ada masih menjadi perdebatan dan tanda tanya, jadi kenapa kok disebut Situs Selo Tumpang. Ya, karena ada dua buah batu yang bertumpuk.

 Menurut cerita tutur masyarakat Situs Selo Tumpang tersebut digunakan oleh Eyang Joyo Kusumo untuk bersemedi atau beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan juga ada yang mengatakan bahwa Situs Selo Tumpang hanya digunkanan persinggahan ketika mau berkelana menuju Alas Purwo. Situs Selo Tumpang sampai saat ini masih dijaga dan dirawat dengan baik oleh masyarakat sekitar, Situs Selo Tumpang pada era sekarang digunakan untuk bersemedi, cari nomer, atau digunakan untuk acara ritual-ritual keagamaan. Jadi, tergangtung niat masing-masing. Akan tetapi, yang paling sering adalah dilakukannya ritual-ritual keagamaan oleh masyarakat sekitar Situs Selo Tumpang seperti ketika masyarakat ada yang mau hajatan atau apapun itu, ibaratnya harus sowan dulu ke Situs Selo Tumpang menurut kepercayaan masyarakat sekitar situs.

 Uniknya Situs Selo Tumpang ini tidak ada juru kuncinya, jadi siapapun boleh masuk asalkan dengan niat yang baik. Karena, melihat kesakralannya banyak kejadian-kejadian aneh yang ada di Situs Selo Tumpang atau hal yang diluar nalar. Seperti, pernah ada pengunjung dari luar daerah akan membuat kopi, akan tetapi air yang dia masak tidak bisa mendidih. Ya, mungkin itu karena ada niatan yang kurang baik dari pengunjung tersebut. Dan masih banyak lagi kejadian-kejadian diluar nalar yang berada di Situs Selo Tumpang.

 Maka, kalau mau berkunjung ke Situs Selo Tumpang atau bahkan semua Situs peninggalan leluhur nenek moyang kita, harus dengan niat yang baik, permisi dulu, atau bahasa Jawanya “Unggah-Ungguh”. Karena setiap daerah atau tempat pasti memiliki aturan yang berbeda-beda. Kita sebagai tamu harus menghormati dan menghargai mereka. Adapun juga mengenai hal-hal ganjir seperti adanya hewan rusa yang berkaki dua, kelelawar yang sangat besar, ada juga orang yang berjalan mengelilingi Situs Selo Tumpang tapi tidak berwujud. Karena kalau kalian mau melakukan ritual (Suguhan) ke Situs Selo Tumpang harus berani, kalau tidak berani saya yakin kalian akan lari terbirit-birit dengan cobaan-cobaan yang akan kalian hadapi ketika melakukan Suguhan (Ritual) ke Situs Selo Tumpang.

 Memang hawa mistis yang berada di Situs Selo Tumpang sangat terasa. Jadi, pesan saya harus jaga prilaku kita (sopan santun) kalau mau berkunjung ke tempat-tempat seperti itu (Situs Selo Tumpang). Mengenai ritual-ritual keagamaan masyarakat, biasanya masyarakat punya hajatan atau keinginan. Kemudian mereka melakukan upacara Selametan dengan membawa Nasi Tumpeng lengkap dengan Ingkung, beserta Pisang Raja, Dupa, dan lain-lain. Itu menjadi ciri khas “Ambengan” untuk dibawa ke Situs Selo Tumpang. Pada bulan-bulan tertentu, banyak dari kalangan masyarakat yang berkunjung ke Situs Selo Tumpang untuk melakukan ritual-ritual atau upacara keagamaan. Adapun juga banyak yang berkunjung untuk bersemedi (mencari ketenangan dan mencari jati diri) dari hiruk pikuk kota ke Situs Selo Tumpang. Seperti pengunjung ada yang berasal dari Jakarta, Aceh, Jogjakarta, Bali, dan beberapa daerah lainnya.

 Mereka (pengunjung) di Situs Selo Tumpang “Ngalap Berkah” dengan cara mereka sendiri, seperti ada yang menjalani lelaku untuk meningkatkan ilmu batin, dan ada juga yang Cuma berdoa kepada Tuhan melalui perantara Eyang Joyo Kusumo dan Situs Selo Tumpang. Karen menurut saya sendiri untuk mendekatkan diri kepada Tuhan itu banyak jalannya, dan dengan jalan atau cara masing-masing. Pada tahun 2002 Situs Selo Tumpang ini dilakukan Pemugaran, karena melihat banyaknya pengunjung yang datang ke Situs Selo Tumpang, dan kemudian dilakukanlah Pemugaran. Yang melakukan Pemugaran adalah Mbah Marjono, beliau salah satu tokoh agama setempat. menurut Saya, jujur !!! suasana di Situs Selo Tumpang ini bisa membius pengunjung untuk bercengkrama dengan alam. Pemandangannya sangat indah dan cantik. Di Situs Selo Tumpang hawanya sangat hening, tentram, dan memang sangat cocok untuk dilakukan ritual-ritual keagaan atau hanya sekedar mampir saja. Ketika itu saya berkunjung bersama kawan saya anak Filsafat yang menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA). Disana saya bersama kawan saya disambut dengan ramah oleh salah satu masyarakat setempat yang juga sering ke Situs Selo Tumpang dan juga yang biasanya membersihkan Situs Selo Tumpang, ada juga orang yang sedang melakukan ritual (bertapa). Ketika itu saya dan kawan saya ngobrol-ngobrol santai sembari ngopi khususnya bersama orang-orang tersebut sambil menikmati suasana hutan dan di barengi dengan hujan gerimis. Jadi, untuk kawan-kawan (pembaca) yang mau berkunjung ke Situs Selo Tumpang terbuka lebar untuk kalian semua. Jaga dan rawatlah situs-situs atau peninggalan sejarah nenek moyang kita. Dan semoga kita tetap dalam lingdungan Tuhan. 

Komentar