Situs Selo Gending



Oleh: Muhammad Alvin Adam


Tengger itu dibagi menjadi empat wilayah yakni, Malang, Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang. Lumajang khususnya di Kecamatan Senduro Desa Kandangan masih termasuk kawasan Tengger, karena jejak-jejak peninggalan-peninggalan dahulu atau bekas adanya sebuah peradaban zaman dulu memang ada di kawasan Lumajang-Senduro Desa Kandangan. Di Desa Kandangan terdapat salah satu Situs peninggalan bersejarah yakni pada era megalitikum atau pada zaman purba yang bernama Situs Selo Gending. 

Situs Selo Gending ini termasuk tanah Kawitan (Pertama) di Kabupaten Lumajang, atau bisa dikatakan sebagai cikal-bakal Lumajang. Dimana keberadaan Situs Selo Gending ini sebelum kerajaan-kerajaan kuno seperti Kerajaan adidaya Majapahit, Blambangan yakni Situs Selo Gending ini peninggalan pada era megalitikum atau zaman pra sejarah. Karena dari batu-batu dan corak-corak yang ada di Situs Selo Gending menandakan Batu Purba atau Batu Megalitikum. Banyak dari kawan-kawan Arkeolog yang sudah meneliti Situs Selo gending. Jadi, para kawan-kawan Arkeolog bilang “ini peninggalan Pra Sejarah” di zaman orang dulu masih digunakan untuk tempat memuja (Punden Berundak). Jadi bisa dikatakan Situs Selo Gending ini adalah Punden Berundak dari orang-orang Pra Sejarah atau era megalitikum. Dan itu sangat jauh sebelum adanya kepercayaan (agama).

Ada beberapa batu-batu yang di kasih kain warna kuning itu termasuk batu-batu lama (batu megalitikum). Karena di era megalitikum tempat-tempat tinggi atau dataran tinggi seperti bukit, gunung, dan lain-lain. Bagi mereka tempat tinggi itu disucikan atau disakralkan, karena menurut kepercayaan dataran tinggi itu ketika mau beribadah atau memuja, agar cepat terkabul hajatnya.

Karena memang dataran tinggi dulu tempat pemujaan atau tempat untuk mendekatkan diri kepada kepada Tuhan atau leluhur mereka, dan itu tidak sembarang tempat, melainkan harus mencari tempat yang memang benar-benar tepat seperti di Situs Selo Gending. Karena di Situs Selo Gending, posisi situs ini sangat tepat di antara Gunung Semeru dan Gunung Bromo. 

Situs Selo Gending ini sekarang sudah dipugar karena untuk kenyamanan bersama entah itu digunakan ritual keagamaan, maupun hanya sekedar mampir dan foto-foto.

Adapun juga Situs Selo gending ini dahulunya terdapat konflik horizontal antara beberapa masyarakat dan Kepala Desa. Di area tempat Situs Selo Gending waktu dulu, tempat ini (Situs Selo Gending) pernah di bongkar oleh Kepala Desa. Sama Kepala Desa mau dijadikan tanah untuk kebun atau lahan pertanian, dan aslinya Situs Selo Gending mempunyai tanah yang sangat luas, akan tetapi banyak yang sudah menjadi kebun atau lahan pertanian.

Maunya Kepala Desa itu tidak mau untuk dilestarikan, akan tetapi dahulu ada salah satu dari masyarakat Desa Kandangan yang berani memprotes Kepala Desa, untuk meminta ke Kepala Desa, kurang lebih begini “tempat ini lo, tempat penyadranan atau nyadran”.

Maka tempat Situs Selo Gending yang sekarang sangat berbeda dengan yang dulu, karena mintaknya segini (lokasi Situs Selo Gending). Ujar salah satu masyarakat Kandangan. Padahal tanah Situs Selo Gending itu sangat luas sekali kalau di ukur, akan tetapi sama Kepala Desa nya tidak boleh, karena pintanya ingin menjadikan lahan atau tanah tersebut dijadikan kebun atau lahan pertanian. Akan tetapi salah satu warga memprotes dan memaksa untuk dikasih tempat untuk anak-cucunya itu nyadran, atau bakti terhadap leluhurnya.

Makanya sangat tidak tepat kalau dulu masih utuh dan itu tidak di bongkar. Itu posisinya berbeda sama yang sekarang, karena aslinya tanah Situs Selo Gending sekitar empat hektare lebih. Makanya posisinya sangat tidak tepat. Dan aslinya posisi tengah yakni ada pohon besar dan itu menandakan posisi tengah ke Situs Selo gending atau di sebelahnya Mbah Tejo Kusumo.

Karena menurut tokoh adat Situs Selo Gending disitu memang tepat posisi tengah, dan dibawah itu juga ada Situs yang namanya Situs Banaspati. Situs Banaspati itu sebagai penjaga atau gerbang pintu utama yang lokasinya dekat balai Desa Kandangan. Adapun juga terdapat situs yang berada di tengah lahan tebu yang namanya adalah Situs Dodo Putih. Dan itu semua ada sangkut pautnya sama Situs Selo Gending.

Adapun juga di Situs Selo gending sendiri terdapat lima batu di era megalitikum yang dikasih kain kuning. Lima batu-batu megalitikum tersebut semuanya mempunyai nama-nama sendiri dan mempunyai makna filosofis yang begitu dalam. 

Batu yang berada ditempat atas yakni Wadung Prabu dan Selo Gending, untuk yang di tengah-tengah adalah Pukulon, sedangkan yang berada di bawah yakni Tejo Gedang, Tejo Kusumo, dan Dewi Sri. Oleh karena itu nama-nama itu bisa di ceritakan dan orang-orang dulu itu kalau mau kasih nama tidak sembarangan. 

Adapun makna filosofis dari Tejo Kusumo adalah Tejo itu artinya sinar sedangkan Kusumo itu artinya adalah bunga. Jadi, makna filosofis dari Tejo Kusumo adalah kita hidup itu harus menaburkan hal-hal yang harum, baik, bagus. 

Makna filosofis dari Tejo Gedang adalah bahwasanya kita hidup itu harus seperti pohon pisang, pohon pisang itu kalau belum berbuah tidak akan mati. Maksudnya adalah kita sebagai manusia itu harus mempunyai arti didalam kehidupannya seperti contoh, orang kalau belum berguna di masyarakat itu belum bisa dikatakan sempurna.

Sedangkan untuk Pukulon sendiri makna filosofisnya adalah selain kita ke leluhur kita itu harus juga ke Yang Maha Kuasa (Tuhan). Pukulon itu artinya sama dengan Yang Maha Kuasa (Tuhan). Jadi, kita selain ke leluhur kita juga harus ke Yang Maha Kuasa (Tuhan). Makanya posisi Pukulon itu ditengah-tengah, pengibaratannya harus ke Tuhan dulu kemudian ke leluhur. Tempat pemujaan atau ritual-ritual keagamaan apa saja itu di Pukulon yang berposisi ditengah-tengah.

Untuk yang tempatnya di atas itu ada Wadung Prabu, makna filosofisnya adalah yang merupakan Wadung Prabu itu kalau istilah Prabu itu namanya “Rat”. Rat itu artinya Jagat, sedangkan untuk Wadung itu artinya alat untuk orang-orang bekerja. Jadi, makna filosofisnya adalah misalnya kita berprofesi sebagai petani, jangan cari yang lain. Kalau kita jadi guru, ya jadi guru yang sesuai. Jadi, sesuaikan profesi kita. Istilahnya adalah apa yang kita di berikn Tuhan dan Alam Semesta kepada kita, itu harus di tekuni dan dilaksanakan sebaik mungkin. Makna filosofis dari Wadung Prabu adalah sesui denga yang diberikan kepada kita atau sesuai dengan keahlian kita.

Makna filosofis Selo Gending adalah yakni Selo itu artinya batu sedangkan Gending itu irama, kalau orang Jawa Kuno menamakan kidung Suci, Suluk, atau mulai Mijil smpai yang terakhir yakni Megatro.

Manusia kalau sudah memahami itu (irama) kehidupannya akan enak, akan damai karena dia tahu mulai dari awal, seperti Mijil yang artinya muncul, dan sampai dia kembali lagi.

Dan yang terkahir yakni Dewi Sri (Dewi Padi). Itu merupakan lumbung padi, istilah penamaan Dewi Sri itu dalam agama Hindu, sedangkan orang Jawa Kuno menamainya dengan Mbok Sri Sedono.Makna filosofis dari Dewi Sri adalah itu sebagai Dewi kemakmuran. Dewi Sri itu artinya manusia itu diharuskan untuk “weh-weh” dalam bahasa Jawa atau memberikan. Jadi, Dewi Sri itu sebagai pemberi rezeki kepada kita (pemberi kemakmuran kepada kita).

Ada juga dua bagunan yang berposisi di antara Pukulon yang namanya Balai Patrapan atau Sanggar Patrapan itu sebagai tempat untuk menaruh sesaji ketika sedang ada acara ritual-ritual keagamaan tertentu.

Menurut tutur masyarakat Situs Selo gending ini umurnya sudah ratusan ribu tahun, ada yang mengatakan sudah berusia lima ratus ribu tahun yang lalu. Yang membabad tanah ini atau tanah Krawang adalah namanya Danyang Lingga Resi.

Situs Selo gending ini setiap bulan-bulan tertentu selalu ada ritual-titual adat dan keagamaan yang dilaksanan di Situs Selo Gending. Selain itu kenapa saya mengatakan lokasi Situs Selo gending ini tidak sembarangan karena Situs Selo gending ini sangat tepat dan berhadapan sama Gunung Semeru dan Gunung Bromo. Situs Selo gending ini bisa dikatakan sebagai Sanggar Pamujan. Pada era kerajaan-kerajaan Jawa Situs Selo gending ini juga digunakan sebagai tempat singgahnya para raja-raja Jawa atau biasanya digunakan sebagai pertemuan, diskusi, dan lain-lain.

Selian digunakan untuk tempat Sanggar Pamujan, Situs Selo gending juga sangat cocok untuk digunakan belajar bagi kawan-kawan sejarah. Kerena tempat atau lokasinya Situs Selo Gending Sangat Sejuk, Dingin, jauh dari hiruk-pikuk masyarakat. Disana kita bisa bercengkrama dengan alam sembari minum kopi dan merokok kretek bersama-sama, saling isi dan berdiskusi mengenai Situs Selo Gending. 

Komentar